THEY CALL IT, LOVE
“Hufftt… qm tau gag ceh klo qu tu sbnrnya mcieh cyank ma qmu?? Cma qm satu2’na eang adda di hatiqu. Gag adda eang laen… Mengertilahhh…”
#Gubrak!!! Toeng, toeng… :S
Pernah baca tulisan semacam itu? Mungkin baca status teman-teman di facebook, twitter, atau di halaman belakang buku catatan teman? :D Atau… jangan-jangan pernah nulis tulisan semacam itu, ya? Hayooo… :D hehe…
Udah nggak asing lagi rangkaian kata-kata semacam itu. Bahkan hampir setiap hari kalimat-kalimat seperti itu ditemukan di mana aja. Misal di social network, blog, di tempat umum, bangku sekolah dan tembok-tembok sekolah (pelajar yang suka menghemat buku catatan). Nggak ada habisnya nulis sesuatu yang nggak lepas dari apa yang disebut ‘cinta’. Yang galau lah, yang bener-bener kehilangan tenaga gara-gara putus cinta, yang marah-marah nggak terima karena dikhianati cinta, sampe-sampe bunuh diri karena cinta. Naudzubillahi mindzalik… #backsound: cecak’s#
Sebenarnya apa sih, makna cinta yang sebenarnya? Kok, ngliat kisah mereka tu kayaknya cinta adalah sesuatu yang amat sangat mengerikan! Ho’o po? Is it right? Check it out!
Cinta. Jika ditanya apa itu cinta, maka akan banyak variasi jawaban. (langsung aja), Mungkin ada yang akan menjawab cinta itu adalah sesuatu yang mana membuat orang tersebut ingin sekali memiliki apa yang disukai, membuat senang apa yang disukai, berbagi dengan apa yang disukai, dan blablabla apa yang disukai. Intinya cinta itu indah. :D Ya! Emang bener kok, cinta itu indah! (icikiwir…) Memang dari sono-nya (?) cinta itu sebenarnya indah. Indaaahhh… banget! *lebay sithik* You agree with me, don’t you? :D haha!
Tapi, ada juga orang yang berpendapat kalau cinta itu adalah sesuatu yang mengerikan! Sesuatu yang buruk! Sesuatu yang menyebalkan! Sesuatu yang tidak menyenangkan! Nah, lho? How’s that? :O
Sudah tertulis sebelumnya, bahwa cinta itu indah. Cinta yang ditaburkan dan ditanam Allah pada hati setiap hamba-hamba-Nya adalah cinta yang indah. Well, karena Allah yang menanam benih-benih cinta itu pada diri manusia, maka sudah jelas-las-las bahwa yang memiliki cinta, yang menguasai cinta adalah Allah SWT. Kenapa Allah memberikan cinta pada kita? Karena dengan cinta tersebut kita dapat saling mengasihi sesama saudara, sebangsa dan setanah air :D. Bukan hanya itu saja! Cinta juga akan mengantarkan kita pada kedamaian, kebersamaan, kebahagiaan, dan kehangatan. Tapi, ingat! Cinta itu milik Allah. Artinya, kita tak berhak menggunakan cinta itu sesuka kita. Hakikat cinta yang sebenarnya adalah cinta kepada Tuhan. Karena itu, cintailah Allah, dan cintamu ke Allah akan mengantarmu mencintai makhluk Allah. (yeerrr… xD) Bagaimana caranya? So pasti sebagai umat yang beragama kita harus menaati semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tak cukup itu, Bro! Kita juga harus menjaga hati kita, agar cinta kita selalu bertasbih pada-Nya. :D
Manfaat yang didapat ketika kita mampu mencintai Allah setulus-tulusnya dan menjaga cinta itu, subhanallah indaahh… banget! Ketika kita mencintai Allah, maka Dia akan mencintai kita lebih dari kita mencintai-Nya. Subhanallah, dicintai Sang Pencipta jagat raya siapa yang nggak seneng! x) Kita juga akan lebih tenang menghadapi berbagai macam problema kehidupan karena dari cinta itu tumbuh ketenangan dan kepercayaan dalam hati bahwa Allah pasti akan menolong kita. Selain itu, kita juga akan diarahkan ke hal-hal atau kegiatan positif dari cinta itu yang insyaallah berbuah pahala. :) Subhanallah, itu hanya secuil dari sekian banyaknya keuntungan mencintai Allah, mbak mas! Yang lain masih banyak! :D Nggak ada ruginya deh, mencintai Allah tu! Tul? Betul sekale! :D
Nah, lalu bagaimana dengan pernyataan bahwa cinta itu sesuatu yang mengerikan? Hmm… yang seperti itu, kasihan sekali sodara-sodara! Kenapa? Karena dia kehilangan makna cinta yang sebenarnya. Cinta yang seharusnya membawa kedamaian dan ketenangan menghadapi cobaan hidup justru membawa pada kesengsaraan, keterpurukan dan kegelapan. Cinta ibarat sebuah mesin. Sebuah mesih, jika kita rawat dengan baik dan sesuai aturannya maka mesin itu akan awet dan banyak membuahkan manfaat. Tapi jika kita tidak merawatnya dengan baik atau tidak sesuai prosedur perawatan maka mesin itu justru akan merepotkan kita dan merugikan kita. Cinta juga seperti itu. Ketika seseorang tidak mampu menjaga dan merawat cintanya (dalam arti menempatkan cinta pada posisi yang tepat), dia akan menjadi seonggok (?) perasaan yang justru mengantar orang itu pada siksa dunia dan akhirat.
Akhir-akhir ini, banyak perilaku (khususnya) remaja yang bikin geleng-geleng kepala juga ngelus-ngelus idung (?). Pernah tuh, aku nemuin ada orang yang bilang gini:
“Ayank, ku mohon jangan pergi. Aku gak bisa hidup tanpamu…”
GUBRAK!!!!!! Teong-teong-tek-blung! Si ayank tuh, siapa? Oksigen?! Hah?! Aeng-aeng wae! -.-“
Enggak hanya dari perkataan mereka, dink! Tapi, lagu-lagu sekarang banyak kan, yang gituan? Sang kekasih diibaratkan darah (pacarnya drakula ya!), diibaratkan matahari (panas lah!), diibaratkan bulan (permukaan bulan bolong-bolong, lho!), diibaratkan bunga (Rafflesia Arnoldi?). :D Kalo dilogika semua itu berbanding terbalik, kan? Makanya, kalo ada puisi cinta coba deh, dilogika, pasti lebih lucu dari lawakan pelawak terkenal. :D Misal, “Namamu telah kuukir dalam dinding-dinding hatiku…” Aduh biyung… -,- gek piye kui bentuke??? (note: Sastra jangan dilogika!)
Saudaraku, melihat pandangan hidup manusia saat ini, kita harus pandai-pandai menyisir hikmah dan pelajaran yang diselipkan Allah di dalamnya. Menjadi pribadi yang memegang teguh aturan dalam Al Qur’an dan As Sunnah agar kita menjadi hamba-Nya yang beruntung di dunia dan akhirat. Istiqomahlah, Sahabat! Karena “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan yang dilakukan dengan istiqomah.” (HR. Al Bukhari).
Saudaraku, coba tengok yang ada di dalam dirimu. Berpikirlah! Di dalam kepala kita ada seonggok benda yang disebut otak. Otak itulah yang mengendalikan segala macam gerak dan pikiran kita. Tanpa otak, kita hanya sebuah badan tak ber’nyawa’. Pegang dadamu dan rasakan detakan jantung di dalamnya. Setiap detaknya, jantung itu selalu mengalirkan darah di seluruh tubuh kita. Jantung ini untuk kita, Saudaraku. Sekarang, tengok keluar. Hiruplah udara perlahan dan rasakan kenikmatan yang menjalar di sekujur tubuh kita. Udara ini untuk kita, saudaraku. Lihat gemericik aliran air itu. Dingin, bening, tak berasa, tapi membawa banyak manfaat untuk kita. Saudaraku, air itu untuk kita. Lihat pohon itu, lihat tanah itu, lihat langit itu, lihat bintang itu, lihat bulan itu. Semua untuk kita, Saudaraku. Lalu, apa yang sudah kita berikan pada Allah? Sudahkah kita selalu mengingat-Nya dalam keadaan apapun? Sudahkah kita berterimakasih pada-Nya atas limpahan kenikmatan ini? Sudahkah kita mencintai-Nya sepenuh hati?
Saudaraku, ketika kita mencintai orang lain, dan ternyata orang itu tidak mencintai kita, apa yang kau rasa? Sakit? Sedih? Iya, pasti itu! Apalagi sudah banyak yang kita korbankan demi kebahagiaannya. Tapi, semua terbalas pahit. Jangan merasa besar, Saudaraku! Kita ini bagai sebuah mikroba di hadapan Allah. Bukti cintamu tak sebesar bukti cinta Allah kepada kita.
Saudaraku, terkadang kita meminta orang lain untuk mengerti perasaan kita. Tapi, setiap harinya, Allah meminta kita untuk mengerti perasaan-Nya.
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (QS. Ali ‘Imran: 31-32). Semoga bermanfaat. :) aaa.
Keyongan Kidul, 7 Desember 2011
1 komentar:
gubrax*´'`°¤¸¸.•'´`'•.¸¸ toeng. .toeng. . Haha
Posting Komentar