Pages

PUISI TAUFIQ ISMAIL 2

KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU TAUFIQ ISMAIL

kepada Kang Ilen
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bolayang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Paris, 1971


»»  READMORE...

PUISI TAUFIQ ISMAIL

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
Karya : Taufiq Ismail

I
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
II
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
III
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,
Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
IV
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
»»  READMORE...

HIKMAH SELALU INDAH

Hidup adalah petualangan. Dan selama ruh masih mengisi, menggerakkan, dan mengatur raga kita, maka kita adalah seorang petualang. Sebuah petualangan tidak pernah selalu mudah. Selalu ada halang-rintang yang menguji seberapa kuat seorang petualang kehidupan bergelut dengan problema kehidupan. Seberapa tangguh mereka, seberapa tegar hati mereka dan seberapa kuat mental mereka. Jangan mengaku sebagai petualang kehidupan jika seseorang tidak terima dengan segala macam ujian yang menerpanya. Faktanya, kehidupan di dunia yang fana ini memang penuh dengan problema. Itulah kenapa banyak yang menyebut bahwa hidup adalah petualangan. Sebuah petualangan seperti yang dilakukan para pecinta alam. Menerobos hutan, bertemu binatang buas, kehabisan bekal, kelaparan, sakit, terjatuh, tersuruk, tapi karena mereka terus berusaha akhirnya mereka meraih tujuan mereka.
Allah telah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 155 :
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Saudaraku, selama kaki kita masih menapak tanah bumi ini, selama mata kita masih mampu melihat eloknya formasi bintang di langit, selama hidung kita masih mampu menikmati aliran segar udara yang merasuk membawa kenikmatan, selama tangan kita masih mampu merasakan betapa dinginnya air yang mengalir di sela-sela jemari, maka Allah tidak akan pernah berhenti memberikan kita cobaan dan ujian. Karena dari cobaan itulah kita dituntut oleh Allah untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Dari cobaan yang Allah turunkan pada kita, maka itulah salah satu tanda dari berjuta-juta tanda Allah cinta dan perhatian pada kita. Bagaimana bisa?
Saudaraku, ada sebuah cerita tentang perjuangan seorang siswa meraih mimpinya. Dia adalah seorang siswa SMA yang memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang pemenang dalam sebuah perlombaan bergengsi. Setiap harinya ia berusaha, berkorban dan berdoa supaya Allah mewujudkan harapannya. Namun, pada akhirnya siswa tersebut gagal meraih apa yang diinginkannya. Tapi, apakah dia berhenti begitu saja? Pasrah dan berdiam diri menerima hasil pahit yang didapatkannya? Tidak! Dia mencoba bangkit. Dari kegagalan itulah dia mengambil banyak pelajaran dan hikmah. Dia jadi tahu dimana kekurangannya, dan mana yang harus diperbaiki. Dia mengambil banyak pelajaran yang merupakan salah satu kunci meraih kebahagiaan dunia dan akhirat untuk langkahnya selanjutnya. Kemudian dia terus berusaha, berusaha dan berusaha lagi hingga akhirnya Allah memberikan mimpi itu padanya. Subhanallah…
Allah berfirman dalam surah Ar-Ra'd ayat 11 :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Tidak banyak orang yang mampu mengambil hikmah dari sebuah musibah yang dialaminya. Sekarang ini, masih banyak ditemukan orang yang memaki, mengutuk dan menghujat nasibnya ketika ia mengalami musibah. Menyalahkan nasib sama saja menyalahkan Allah. Padahal, hikmah selalu indah. Bahkan lebih indah dari sebuah kemenangan, kenangan, dan pengalaman. Jadi, sungguh tidaklah bijak jika seorang muslim mengutuk nasib mereka. Justru seharusnya, ketika cobaan itu menimpa, seorang muslim harus bersikap lebih bijak dengan mengambil hikmah atau pelajaran dibalik cobaan yang dialami. Selain itu, percaya dan yakin kepada Allah, bahwa jalan kebahagiaan tidak hanya ada satu jalan. Ingat, saudaraku! Allah Maha Pemurah. Dia sediakan banyak jalan kebahagiaan untuk kita.
Marilah saudaraku, kita menjadi hamba Allah yang bijak menghadapi segala macam problema kehidupan. Marilah kita menjadi pejuang dan pelajar kehidupan yang baik. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan perlindungannya kepada kita semua. Amin.

sebenarnya bacaan di atas adalah tugas sekolahku. Guru agamaku memberi tugas untuk membuat naskah dakwah. Nah, daripada materi di atas cuma dibaca guru agamaku saja, mending ku post di blog. insyaallah... peluang yang baca lebih banyak :D
semoga bermanfaat :)
»»  READMORE...