Pages

DO NOT DISTURB! MY NOVEL IS IN PROGRESS!

Share this history on :
"Sepanjang jalan pulang Mas Teguh menertawakan Iwan. Yang ditertawakan hanya bersungut-sungut sambil berkali-kali menimpuk badan kekar Mas Teguh menyuruhnya diam.
Di gudang tadi, Iwan yang sudah benar-benar melamun mencoba mencerna kembali "film" yang kembali terputar di benaknya, hingga akhirnya tersadar setelah mendengar tawa terbahak-bahak Mas Teguh. Bisa ditebak, Iwan malu setengah mati. Ia hanya bersungut-sungut sebal pada Mas Teguh, tetapi rasa malunya tetap tidak dapat tertutupi oleh ekspresi kesalnya.
"Hei, Wan, tidak ada salahnya juga kalau kamu menyukai gadis itu. Bukannya rasa suka itu fitrah dari Tuhan," setelah mengatakan kalimat itu Mas Teguh kembali cekikikan.
"Mas, aku sungguh tidak melamunkan gadis itu. Aku hanya..." kata-kata Iwan terhenti di tengah-tengah. Urung mengatakan kejadian yang terputar kembali di pikirannya.
"Hanya apa? Hanya memikirkan gadis itu?" Mas Teguh kembali tertawa.
Iwan mendengus sebal. Sulit memang berbicara dengan Mas Teguh kalau saraf usilnya terangsang. Kalau sudah kambuh usilnya, Mas Teguh akan terus-terusan menggoda. Mau dialihkan pembicaraan, tetap saja ujung-ujungnya ia tetap akan membahas guyonannya.
"Jujur ya, Wan! Menurut pendapat Mas gadis tadi memang cantik. Hei, dia berkerudung! Kamu tahu tidak? Susah sekali sekarang mencari pendamping hidup seperi gadis tadi," Mas Teguh mulai berargumen.
Iwan malas mendengarnya. Ia sibuk sendiri dengan pikirannya. Akibat tidak terlalu fokus pada jalan pematang sawah yang dilewatinya, ia hampir saja jatuh terjerembab tersandung gundukan tanah.
"Ah, kalau saja keponakan Pak Ali itu seumuran denganku, sudah kulamar dia!" kata Mas Teguh.
Di belakangnya Iwan masih tak memperhatikan. Sibuk dengan pikirannya. Gadis itu. Bukan, bukan memikirkan gadis itu. Tapi sepenggal kejadian semasa hidupnya yang kembali terungkit begitu melihat gadis berkerudung lebar itu."
(Kau dan Aku Sebelum Senja - bab 2 : PABRIK)

Ehehehe... lama nggak nulis novel, entah kenapa tahun ini jadi pengen nulis novel lagi setelah selama dua tahun berkecimpung dalam dunia cerpen. Barangkali kangen! ^^ hihi...
Naskah novel di fileku sebenarnya ada banyak. Semua terkumpul sejak SMP. Banyak sih, banyak! Tapi, banyak juga yang mogok di tengah jalan. -,-" #ngekngok!# Nggak tahu kenapa. Padahal waktu itu BBM pun nggak naik #opohubunganekarociduk?!# Terakhir, masuk SMA aku juga sedang dalam proses menulis novel yang jalan ceritanya udah jelas-jelas tergambar di sini *nunjuk dengkul* eh, salah! di sini maksud saya *nunjuk kepala*, eh, gak taunya mogok beberapa minggu, beberapa bulan, sampai akhirnya gak pernah tersentuh sama sekali. bwehehe...
Nah, cuplikan yang di atas itu adalah debut novelku yang rencananya HARUS selesai tahun ini. "HARUS selesai tahun ini" berarti HARUS RUS-RUS selesai! Gemes juga. mosok tiap kali nulis novel berhenti di tengah jalan -,-" Kan eman-eman...
Oh, ya! sedikit bocoran, tokoh-tokoh di novel yang judulnya (insyaallah kalau nggak berubah) "Kau dan Aku Sebelum Senja" nama-namanya cuma kuambil dari nama-nama orang-orang yang ada di sekelilingku alias yang aku kenal. Ya, nggak semua! Sumpah nggak ada maksud "tersembunyi" dari terpilihnya nama-nama kalian-yang-kugunakan. Waktu nulis, banyak nama-nama yang muncul, tapi yang tergambar paling jelas ya cuma satu untuk tiap-tiap tokohnya #mudengra?# Nggak ada tes seleksi, kok! (?) Sumpah! xo Jadi, beruntunglah bagi kalian-kalian (yang saya kenal) yang namanya saya pinjem untuk menamai tokoh-tokoh saya. ^^ #emangopountunge?# Eh, ya! Ini fiksi, lho! Jadi ceritanya nggak ada sangkutpautnya dengan kehidupan saya atau kehidupan orang lain. :)
Mohon doanya, ya!^o^ *tebar-tebar bunga kamboja (?)* Semoga saya bisa menyelesaikan novel saya kali ini. Juga, semoga saya diberi kekuatan dan tambahan ide ketika otak saya ngeblank. amiin... ^^ Jazakumullah...

0 komentar:

Posting Komentar